Cara Menghindari Plagiat Dalam Membuat Karya Ilmiah

Cara Menghindari Plagiat Dalam Membuat Karya Ilmiah

Score36 – Dalam menulis artikel ilmiah tentunya tidak lepas dari pengutipan ide, gagasan dan/atau teori orang lain yang telah diterbitkan sebelumnya untuk mendukung pandangan yang kita bangun dalam sebuah artikel.

Kutipan tidak bisa dilakukan sesuka hati, ada etika dan pedoman dalam memasukkan ide, gagasan dan/atau teori orang lain dalam sebuah artikel ilmiah yang kita tulis. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari kecurangan akademik berupa plagiarisme yang sering terjadi.

Untuk mencegah dan menanggulangi plagiarisme, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia n. 17 Tahun 2010 dalam pasal 1 ayat (1) dengan jelas menyatakan: “Plagiarisme adalah perbuatan yang bertujuan untuk memperoleh atau berusaha memperoleh, dengan sengaja atau tidak sengaja, kredit atau nilai suatu karya ilmiah, dengan mengutip seluruh atau sebagian karya dan/atau karya ilmiah tersebut. karya mata pelajaran lain yang diakui sebagai karya ilmiah, tanpa menyebutkan sumbernya secara akurat dan memadai.

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa “plagiarisme adalah mengambil tulisan orang lain (pendapat dan sebagainya) dan menjadikannya seperti karangan sendiri (pendapat, dll), misalnya menerbitkan tulisan orang lain di atas milik sendiri; salinan”.

Berkaitan dengan hal tersebut, penting untuk memahami pedoman pengutipan yang ada dalam penulisan artikel ilmiah sebagai cara untuk menghargai hasil pemikiran orang lain dan menghindari plagiarisme.

Untuk menghindari plagiarisme, Anda perlu mengetahui beberapa tindakan yang termasuk dalam kategori plagiarisme, sejauh menyangkut tujuannya, yaitu:

  • Menyebutkan kata atau frasa orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
  • Menggunakan ide, pandangan, atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
  • Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya;
  • Mengakui tulisan orang lain sebagai milik sendiri;
  • Parafrase (mengubah kalimat orang lain menjadi kalimat sendiri tanpa mengubah ide) tanpa menyebutkan identitas sumber;
  • Menyajikan karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau diterbitkan oleh pihak lain seolah-olah merupakan karya sendiri.

Penjiplakan (plagiarisme) dapat dilakukan oleh individu atau kelompok yang menjiplak ide, gagasan dan/atau teori orang lain, maupun karya sendiri (self-plagiarism).

Teknik Penulisan Untuk Menghindari Plagiarisme

Karena definisi plagiarisme disebutkan, maka penting untuk memahami bagaimana memasukkan ide, gagasan, dan/atau teori orang lain untuk menyusun karya ilmiah yang baik. Setidaknya ada dua hal yang dapat Anda lakukan untuk menghindari plagiarisme, yaitu:

1. Pelajari teknik penulisan kutipan yang benar

Dalam menulis artikel ilmiah, kita membutuhkan ide, gagasan dan/atau teori orang lain yang kita kutip untuk mendukung argumentasi yang kita susun. Kutipan dapat diambil dari media cetak, online, audio atau audiovisual dalam bentuk video atau radio.

Cara mengutip dalam sebuah artikel dapat dilakukan melalui kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Berikut adalah beberapa contoh kutipan yang baik:
Sementara itu, untuk menghindari kutipan kalimat yang terlalu panjang dan tidak relevan dengan pokok bahasan tulisan, teknik penulisan hanya mengambil bagian-bagian yang dianggap penting saja. Fragmen kalimat diganti dengan tiga titik (…) atau elipsis sebagai berikut.

Untuk menuliskan sumber kutipan yang termasuk dalam teks seperti kutipan di atas, biasanya dilakukan dengan menggunakan tanda kurung di akhir kalimat.

Nama belakang atau nama belakang penulis, tahun dan nomor halaman ditampilkan dalam tanda kurung setelah koma. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menghindari plagiarisme, tetapi juga untuk memudahkan pembaca menemukan sumber informasi yang digunakan dalam dokumen.

2. Parafrase teknik menulis

Parafrase teknik menulis adalah mengungkapkan gagasan/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa mengubah maksud atau makna gagasan/gagasan tersebut, sambil mengutip sumbernya.

Parafrase kalimat dari penulis asli memerlukan keterampilan teknis yang harus sering dipraktekkan, karena dalam menulis ilmiah seorang penulis harus melakukan lebih banyak parafrase daripada mengutip.

Merujuk pada panduan yang dikembangkan dalam buku “Handbook for Student” di MIT, USA., setidaknya ada enam cara teknis/teknis untuk memparafrasekan kalimat yang disajikan dalam esai asli, yaitu:

  • Gunakan sinonim untuk semua kata yang tidak umum digunakan dalam esai asli. Kata-kata seperti orang, dunia, makanan adalah kata-kata umum yang tidak lagi membutuhkan sinonim.
  • Ubah struktur kalimat.
  • Ubah tekanan kalimat dari aktif menjadi pasif atau sebaliknya.
  • Pengurangan klausa yang tidak perlu diuraikan atau ditafsirkan oleh penulis (kutipan).
  • Ubah bagian-bagian pidato yang dijelaskan oleh penulis asli.
  • Tulis sumber bacaan yang lengkap.

Selain 2 tips Anis Writer di atas, seiring dengan perkembangan teknologi, banyak aplikasi yang dibuat untuk mengurangi plagiarisme dengan aplikasi anti plagiarisme.

Dengan aplikasi ini kita bisa mengecek plagiarisme sehingga diketahui persentase kemiripan antara tulisan yang kita buat dengan tulisan yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya, sehingga penulis tidak perlu khawatir dengan hasil karyanya.